Kenali Penyebab Kanker Payudara Sejak Dini

Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang cukup banyak dialami oleh wanita di dunia, termasuk Indonesia. Data dari WHO menunjukkan bahwa sampai pada tahun 2018 setidaknya ada 58.256 ribu kasus kanker payudara di Indonesia.

Kanker payudara terjadi ketika sel kanker terbentuk di area payudara, ini dapat meimbulkan beberapa gejala seperti adanya benjolan, keluar cairan atau darah dari puting, rasa sakit yang muncul dan beberapa gejala lainnya.

Upaya pencegahan dilakukan dengan mengetahui dan mejauhi berbagai penyebabnya, untuk itu bagi Anda khususnya wanita harus mengetahui apa saja hal yang bisa meningkatkan resiko kanker payudara, agar Anda dapat mencegah kanker ini menyerang tubuh.

Berikut beberapa penyebab kanker payudara yang perlu Anda ketahui :

1. Riwayat Keluarga

Jika Anda memiliki keluarga yang mengidap kanker payudara juga, itu dapat meningkatkan resiko kanker payudara pada Anda. Misalnya ibu atau nenek pernah mengidap penyakit ini juga.

Meskipun tidak semua keluarga dapat menurunkan penyakit ini, namun Anda harus tetap waspada jika salah satu anggota keluarga mengidap kanker payudara juga. Anda bisa melakukan pemeriksaan genetik apakah ada kemungkinan terserang kanker ini atau tidak.

2. Usia

Umumnya kanker payudara lebih banyak ditemukan pada orang dengan usia lebih tua, yaitu diatas usia 50 tahun. Sehingga semakin tua seseorang, maka akan semakin meningkat juga resikonya. Setidaknya ada 8 dari 10 orang yang mengidap kanker payudara diatas usia 50 tahun.

Untuk itu Anda sebaiknya melakukan pemeriksaan secara rutin ketika menginjak usia 50 tahun. Setidaknya Anda bisa meminimalisir komplikasi atau mendapatkan pengobatan sedini mungkin.

3. Jaringan Payudara yang Lebih Padat

Setiap orang memiliki tingkat kepadatan payudara yang berbeda – beda. Payudara terdiri dari ribuan kelenjar yang disebut juga dengan lobulus, ini yang menghasilkan air susu.

Nah ketika jaringan payudara lebih padat, ini dapat meningkatkan resiko kanker payudara karena lebih banyak sel yang bisa berkembang menjadi kanker.

Selain itu, jaringan payudara yang lebih padat juga membuat pemindaian payudara (mammogram) sulit dilakukan karena gumpalan yang lebih tebal. Hasilnya pemeriksaan akan sedikit lebih sulit dilakukan.

4. Wanita yang Tidak Pernah Hamil

Wanita yang hamil dan melahirkan, setelahnya akan menyusui anak mereka. Namun bagi wanita yang tidak pernah hamil, mereka akan lebih tinggi resikonya mengembangkan kanker payudara.

Hal ini terjadi karena jumlah estrogen tubuh wanita tidak pernah berkurang atau terganggu. Akibatnya produksi estrogen semakin banyak dalam tubuh dan resiko kanker payudara dapat meningkat.

5. Pernah Mengalami Kanker Payudara Sebelumnya

Ketika di masa sebelumnya Anda pernah memiliki kanker payudara, ini akan meningkatkan resiko kanker payudara di kemudian hari. Misalnya Anda pernah mengalami kanker payudara di bagian kiri, maka resiko terkena kanker payudara di bagian kanan akan lebih tinggi.

6. Terapi Radiasi

Radiasi menjadi salah satu pilihan pengobatan, nah bagi Anda yang pernah mendapatkan terapi radiasi sebelum usia 30 tahun, ini juga akan meningkatkan resiko kanker payudara di masa mendatang.

7. Obesitas

Kelebihan berat badan atau obesitas setelah masa menopause juga bisa meningkatkan resiko kanker payudara. Hal ini diduga terjadi karena produksi estrogen yang lebih tinggi pada masa itu.

8. Konsumsi Alkohol

Meskipun Anda sangat jarang dan sedikit minum alkohol. Ini akan tetap meningkatkan resiko kanker payudara, dengan begitu semakin sering dan semakin banyak Anda mengkonsumsi alkohol, maka akan semakin meningkat juga resikonya.

Sahabat medisqu, karena kanker payudara merupakan kondisi yang cukup serius, maka pastikan untuk lebih baik dalam menjaga kesehatan dan menghindari faktor pemicunya.

Meskipun tidak ada pencegahan yang pasti, Anda bisa melakukan beberapa cara agar mengurangi resiko kanker ini, diantaranya seperti olahraga teratur, menjaga berat badan agar tetap ideal, kurangi konsumsi makanan berlemak dan cek benjolan payudara secara mandiri atau melakukan pemeriksaan payudara dengan dokter secara rutin.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *