Waspada Toxic Parenting, Orang Tua Perlu Tahu!

Hubungan antara anak dan orang tua merupakan hubungan berlandaskan cinta kasih yang mendalam, sehingga antara anak dan orang tua ada rasa saling mendukung yang tiada henti. 

Namun siapa sangka, dibalik peran istimewa sebagai orang tua yang seharusnya selalu menyayangi dan melindungi buah hati dengan maksimal, justru orang tua menjadi pihak yang toxic dalam kehidupan anak. 

Apa itu Toxic Parenting? 

Ini merupakan istilah yang digunakan ketika orang tua secara konsisten melakukan cara pengasuhan yang tidak sehat sehingga membuat anak selalu merasa bersalah, takut, sakit secara mental maupun fisik dan beberapa hal negatif lainnya. 

Pola perilaku dari orang tua yang toxic membuat anak merasa negatif dalam pembentukan kehidupan anak.

Tentunya hal tersebut sangat tidak sehat bagi proses pertumbuhan buah hati, karena mereka akan selalu merasakan suasana yang negatif dalam kehidupan sehari hari saat bersama orang tua. 

Orang tua mungkin saja tidak sadar terhadap apa yang telah dilakukan terhadap anak, mereka berpikir bahwa cara pengajaran yang diterapkan kepada anak merupakan hal yang tepat, namun ternyata tidak. 

Biasanya orang tua yang toxic lebih mementingkan dirinya sendiri dibanding kepentingan sang anak, orang tua kurang dapat berpikir bahwa apa yang mereka lakukan terhadap anaknya justru bisa merusak mental dan kehidupannya di masa mendatang. 

Lalu adakah cara untuk mengenali bahwa kita termasuk orang tua yang toxic atau tidak? Caranya dengan mengenali beberapa karakteristik yang ada didalamnya, diantaranya:

Pelecehan/Kekerasan Fisik dan Verbal

Untuk kekerasan fisik, mungkin kita lebih paham karena ini berhubungan dengan kegiatan fisik yang dapat melukai tubuh anak, misalnya dengan memukul. Beberapa anak mendapatkan kekerasan fisik yang cukup lama bahkan hingga bertahun – tahun, sehingga mereka merasakan kesakitan karena tindakan salah dari orang tuanya.

Sedangkan kekerasan verbal berkaitan dengan kata – kata misalnya berteriak, memaki dan mengancam anak hingga mereka ketakutan untuk bertindak apapun di kemudian hari. 

Kekerasan verbal yang berlangsung lama bisa melukai perasaan anak bahkan bisa saja terbawa hingga mereka dewasa. Ini akan berdampak pada kesehatan mental yang pada akhirnya membuat anak takut untuk mengutarakan pendapatnya dihadapan orang tua. 

Perilaku Egois

Perilaku egois yang menjadi pemicu toxic parents yaitu, ketika mereka hanya memikirkan keinginan sendiri tanpa mau mendengarkan apa yang anak inginkan. 

Ketika orang tua egois, kebutuhan anak – anak jadi terabaikan karena anak akan selalu mengedepankan keinginan orang tua meskipun anak tidak menyukai dan bertentangan dengan hatinya. 

Mengontrol Segala Hal Tanpa Batasan

Orang tua yang toxic juga terlalu mengontrol dan mencampuri kehidupan anak tanpa ada batasan, ini biasanya akan terasa ketika anak bertumbuh dewasa, akan ada banyak hal pribadi dari kehidupan yang sebetulnya orang tua tidak turut masuk kedalamnya. 

Misalnya mengontrol keputusan yang anak pilih atau cenderung melarang anak mengambil keputusannya sendiri. Jika ini terjadi terus menerus, akibatnya anak tidak bisa dan tidak terbiasa memilih. Tentunya ini akan menyulitkan kehidupan mereka di masa mendatang karena segala keputusan selalu ada di tangan orang tuanya. 

Memaksakan Kehendak

Anak – anak memang membutuhkan arahan dari orang tuanya ketika mereka sedang bingung atau membutuhkan bantuan, namun sebaiknya orang tua tidak memaksakan kehendaknya tanpa memikirkan perasaan dan rencana anak. 

Ini biasanya terjadi terhadap cita – cita hingga pilihan sekolah dan jurusan. Banyak anak yang tidak menyukai apa yang sedang dikerjakan karena semua langkahnya sudah diarahkan oleh orang tua tanpa bisa kompromi atau mengutarakan pendapat dan keinginannya. 

Sahabat Medisqu, keluarga pada dasarnya merupakan tempat yang paling tepat untuk interaksi, saling dukung, dan saling menyayangi. Namun terkadang anak – anak harus dihadapkan dengan kondisi yang kurang baik. 

Bagi sahabat Medisqu yang mungkin sedang merasa dalam kondisi ini, mencari cara efektif untuk mengelola hubungan yang baik dengan orang tua menjadi jalan paling penting. 

Begitu juga dengan orang tua yang mungkin tidak menyadari telah mempraktekkan pola asuh yang kurang tepat, memperbaiki pola asuh menjadi lebih positif merupakan yang paling baik. 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *