Tes Prenatal yang Perlu Dilakukan Wanita Hamil

Menjaga kesehatan saat hamil merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan, baik ibu atau janin harus selalu dalam kondisi baik hingga proses persalinan tiba.

banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kehamilan serta janin Anda, diantaranya seperti menjaga pola makan yang sehat, olahraga teratur, istirahat yang cukup hingga melakukan tes prenatal secara teratur dan lengkap.

Tes prenatal merupakan tes yang perlu dilakukan saat masa kehamilan, selain bertujuan untuk memonitor kondisi ibu dan janin, ini juga bisa menjadi salah satu cara untuk melihat adanya masalah kehamilan sedini mungkin, sehingga Anda bisa segera mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.

Beberapa tes prenatal yang perlu Anda lakukan diantaranya :

Tes hCG (Human Chorionic Gonadotropin)

Tes hCG ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hormon tersebut dalam tubuh seorang wanita. Biasanya ini dilakukan ketika Anda ingin mendapatkan jawaban Anda hamil atau tidak, ini termasuk dalam tes awal masa kehamilan.

Tes ini memiliki 2 jenis, yaitu hCG kualitatif dan kuantitatif. Hasil dari kualitatif hanya ‘ya’ atau ‘tidak’, sehingga tidak terlalu jelas berapa banyak kadar hormonnya.

Sedangkan tes hCG kuantitatif dapat melihat berapa tinggi homon hCG dengan jelas karena mengukur tingkat spesifik kadarnya. Semakin tua kehamilan Anda, maka kadar hormonnya akan semakin tinggi, untuk memastikan kadar hormon ibu hamil sesuai, maka Anda bisa melakukan tes ini secara berulang jika diperlukan.

Tes Golongan Darah

Tes golongan darah merupakan salah satu hal yang cukup penting untuk dilakukan, umumnya tes darah ini dilakukan pada kehamilan trimester pertama.

Selain untuk mengetahui golongan darah A, B, O atau AB, ini juga untuk mengetahui rhesusnya, apakah positif atau negatif.

Rhesus janin dalam kandungan dan ibu hamil bisa saja berbeda, misalnya ibu hamil memiliki rhesus positif, sedangkan rhesus janin negatif. Jika ibu dan anak memiliki rhesus yang berbeda, maka ibu akan memproduksi antibodi yang bereaksi terhadap antigen.

Antibodi yang diproduksi oleh ibu bisa melewati plasenta dan menyebabkan kerusakan sel darah janin. Untuk mencegah hal buruk tersebut, ibu hamil bisa mendapatkan suntikan imunoglobulin.

Tes HIV

Human Immunodeficiency Virus atau HIV merupakan satu tes yang sangat direkomendasikan, terlebih jika Anda beresiko memiliki virus tersebut. Janin dalam kandungan memiliki resiko tinggi tertular HIV dari ibunya.

Ketika ibu hamil terbukti mengidap HIV, maka perawatan prenatal yang tepat harus dilakukan agar bayi dalam kandungan tidak ikut tertular. Pencegahan juga akan berlanjut setelah bayi lahir. Bayi yang baru lahir juga harus segera mendapatkan tes HIV.

Tes Hitung Darah Lengkap

CBC atau complete blood count bertujuan untuk mengecek sirkulasi dalam sel darah. Darah memiliki 3 jenis sel, yaitu plasma darah, sel darah putih hingga trombosit. Masing – masing sel memiliki tugas yang berbeda.

Misalnya, sel darah merah bertujuan untuk mengikat oksigen dan membawanya ke seluruh tubuh, ibu hamil tentu perlu memiliki sel darah merah yang sehat agar oksigen untuk tubuh dan janinnya tercukupi dengan baik.

Selanjutnya cek darah ini juga dapat mendeteksi kemungkinan terjadinya anemia pada ibu, jika anemia terjadi ada ibu hamil, ini akan membuat ibu hamil menjadi cepat lelah dan akan berpengaruh juga terhadap perkembangan janinnya.

Tes Rubella

Rubella atau campak jerman merupakan virus yang dapat ditularkan dari orang lain melalui batuk dan bersin. Virus ini ditandai dengan munculnya ruam merah pada kulit.

Tes ini sangat penting dilakukan oleh ibu hamil, karena jika ibu hamil terbukti positif memiliki virus rubella, maka ini akan memberikan pengaruh buruk terhadap janin dalam kandungan. Kemungkinan terburuknya, bayi Anda bisa mengalami cacat lahir.

Sebetulnya, tes ini perlu dilakukan sebelum wanita memutuskan untuk hamil. Jika wanita hamil tidak memiliki antibodi yang cukup untuk melindungi kesehatan dan perkembangan bayinya, maka wanita tersebut perlu mendapatkan vaksin rubella.

Tes Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakit menular seksual yang cukup umum yaitu seperti Gonore, klamidia dan sifilis. Penyakit tersebut disebabkan oleh infeksi bakteri.

Jika ibu hamil terdeteksi memiliki penyakit menular seksual, ini dapat meningkatkan resiko keguguran dan janin dalam kandungan dapat terinfeksi. Akibatnya bayi yang lahir dari ibu dengan penyakit menular seksual, akan mungkin mengalami masalah pernapasan, kebutaan, infeksi mata, masalah ada darah dan beberapa masalah kesehatan lainnya.

Tes Hepatitis B dan C

Virus hepatitis menyebabkan radang hati, jika ibu hamil terbukti memiliki hepatitis B dan C, maka janin dalam kandungan memiliki resiko infeksi kronis, bahkan 90% bayi akan teetular hepatitis juga.

Untuk meminimalisir bayi tertular hepatitis atau mengalami infeksi kronis, setelah lahir mereka perlu mendapatkan penanganan yang tepat.

Tes Bakteriuria Asimtomatik

Bakteriuria asimtomatik terjadi ketika ditemukan sejumlah besar bakteri pada kultur urin. Tes ini biasanya dilakukan pada kehamilan trimester pertama dan ketiga.

Ketika Bakteriuria Asimtomatik ditemukan pada ibu hamil, ini akan meningkatkan resiko bayi lahir prematur dan berat badan lahir rendah. Tidak hanya itu, ibu hamil juga dapat mengalami infeksi ginjal.

Sahabat Medisqu, penting bagi Anda untuk melakukan tes lab prenatal pada masa kehamilan sesuai dengan rekomendasi dokter. Ketika Anda melakukan tes prenatal yang tepat, maka resiko masalah kehamilan dan masalah pada janin akan semakin kecil dapat segera ditangani.

Disclaimer: informasi dari Medisqu tidak menggantikan nasihat medis. Selalu konsultasikan ke dokter Anda sebelum melakukan tindakan lebih lanjut.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *